Suatu hari kiyai Afif Ma'ruf bermujalasah dengan tamu tetangga sebelah (tamoy lala') atau tamu sing biasa bertandang sehari-hari, kiyai Ma'ruf tidak menyediakan sebatang rokokpun bagi si tamu karena dianggapnya orang dekat rumah dan memang waktu itu kiyai Afif kehabisan rokok. Tiba-tiba tanpa diduga sebelumnya datanglah Kiyai Zubairi (guru kiyai Afif Ma'ruf), kiyai Ma'ruf merasa sungkan bila tidak menyuguhkan rokok kepada Kiyai Zubairi, bagitu juga merasa tidak enak bagi si tamu kalau kiyai Ma'ruf menyibukkan diri dengan membelikan rokok demi kiyai Zubairi dikira membeda-bedakan tamu.
Tidak lama kemudian kiyai Afif keluar sebentar dan memanggil santrinya: "cong, bà'na èrosoroa mellè rokok, sakèng dàgghi' sabellunna è atorraghi ka sèngko' bhundhu' dàri dhalubàng bàn kabàlà bàdà kèrèman dàri Gersèk Potè". (Mdr), "Cong, kamu mau saya suruh membeli rokok, tapi sebelum dikasih ke saya rakoknya dibungkus dulu dan bilang ini bingkisan dari Gersik putih", dawuh kiyai Afif kepada santrinya.
(Maksud kiyai Afif hanya untuk menghormati keduanya, agar tidak menyinggung perasaan tamu sebelum kiyai Zubairi tadi dan tetap memuliakan kiyai Zubairi sebagai gurunya).
Semoga bermanfaat
Oleh itakitafuzu.blogspot.com
Bila ada kesalahan tulisan mohon kritik dan saran dari teman-teman terutama keluarga dhalem. Trims
Tidak ada komentar:
Posting Komentar