Follower

Rabu, 08 Februari 2017

Ta'dzimnya K. Asmoni terhadap kiyai Asy'ari Marzid


Kata ta'dzim merupakan bentuk masdar dari fi'iel madhi adzdzoma (عظّم - تعظيما) mempunyai makna mengagungkan, absolut meng(agung)kan hakikatnya kepada Allah, dalam kitab arkan (kitab tatacara shalat , berbahasa jawa) memaknai الحمد لله "dhinèng sadhàjà pojhi panèka tep-tep èka'agungè gustè Allah, ponapa sè èkoca' pojhi?, ènggi panèka pangoca' pangalem sè asajjhà ngagungngàghi (mdr)", segala puji hanya milik Allah, apa yang disebut puji?, yaitu kata sanjungan yang bermaksud meng(agung)kan. Tatacara mengagungkan guru atau kiyai tentunya berbeda dengan mengagungkan Allah.

Kata Mengagungkan berasal dari kata agung, yang mana agung adalah sifat uluhiyyah (ketuhanan),  Allah tanpa diagungkan nyatanya Allah tetap maha Agung "aku memohon ampun kepada Allah yang maha agung" ( أستغفر الله العظيم ).

Mengagungkan guru atau kiyai lebih kepada memuliakan / menghormati, seringkali kita dengar ucapan "sampaikan salam ta'dzim saya kepada kiayi Ma'ruf", sama saja dengan "sampaikan salam hormat saya kepada kiyai Ma'ruf".

Ada sebuah kisah tentang besarnya rasa ta'dzim seorang santrè kona kepada kiyainya. Alkisah, dahulu K. Asmoni muda pernah èkonpakon (disuruh) oleh kiyainya (KH. Asy'ari Marzid, pengasuh ponpes al-Marzuqi Battangan, Gapura) untuk mengantarkan sejumlah uang kepada kiyai Hosamuddin (Pangabasèn Gapura), "uang ini hantarkan kepada Kiyai Hosamuddin, jangan pulang sebelum uangnya sampai di tangan beliau !!", Dawuh kiyai Asy'ari kepada K. Asmoni muda. Sesampainya di ponpes al-Huda (kediaman kiyai Hosamuddin) k. Asmoni bertanya kepada salah seorang santrinya: "kiyai Hesa (sebutan lumrah kiyai Hosamuddin) ada ya?? santrinya menjawab: "kiyai Hesa masih di Kompolan (perkumpulan kajian kitab) di desa Kolpo". Padahal kala itu sudah larut malam, Kiyai Hesa memang rutin mengisi kajian-kajian keislaman siang hari maupun tengah malam ke pelosok desa terutama pelosok yang belum kental keagamaanya atau jauh dari pesantren.

Singkat cerita, K. Asmoni ketiduran karena kelelahan, hingga tiba waktu  dikumandangkan adzan subuh oleh santri, "Allahu akbar Allahu akbar ....., Hayya 'alashsholaaaah....., 
K. Asmoni yang tadinya tidur pulas, tiba-tiba terperanjat kaget, suara adzan disangka teriakan santri sedang bergurau di Masjid, "eeeh jangan teriak-teriak di Masjid", dengan nada keras memarahi santri. Tidak lama kemudian dalam benak k. Asmoni tersadar bahwa sudah tiba waktu subuh.

Walau fajar telah menyingsing k. Asmoni belum juga dapat menemui Kiyai Hesa, rupanya kiyai Hesa belum kembali ke pesantren. Sampai terbit matahari kiyai Hesa belum juga pulang. K. Asmoni kembali menanyakannya pada santri dhàlem, ternyata kiyai Hesa baru saja pulang namun masih istirahat.

K. Asmoni masih menunggu kiyai Hesa, ia sebagai santri yang ta'dzim serta taat atas perintah gurunya, k. Asmoni tetap berpegang teguh pada dawuh KH. Asy'ari, "jangan pulang sebelum bertemu kiyai Hesa".

Sekitar jam 10.00 pagi k. Asmoni dapat bertemu Kiyai Hesa, tanpa bertutur panjang k. Asmoni langsung menyampaikan amanahnya: "uang ini dari kiyai Asy'ari", kiyai Hesa berdawuh: "oh iya, kamu sudah lama di sini?, "Enggi, saya sudah dari kemarin di sini menunggu kiyai" jawab k. Asmoni.

Setelah k. Asmoni menyelesaikan tugasnya, k. Asmoni langsung kembali ke pondok, setibanya di pondok kiyai Asy'ari menanyakan keterlambatannya pulang ke pesantren; "kenapa kamu sampai nginap di Pangabasèn??, "Saya menunggu kiyai Hesa sampai esok hari kiyai.

Subhanallah, bagaimana barokah tidak akan diberikan oleh Allah kepada seorang santri ketika ia begitu ta'dzim dan taatnya kepada sang guru, barokah / keberkahan dapat diperoleh dengan berkhidmah (mendedikasikan jiwa raga kapada masyarakat maupun gurunya) 
"البركة بالخدمة"
Barokah bisa didapat dengan berkhidmah,
Lalu apa barokah itu? Sebagian ulama mengatakan bahwa "البركة زيادة الخير" Barokah merupakan tambahan nilai kebaikan. Kiyai Chairul Umam BA. Pernah berdhawuh bahwa "wajib hukumnya percaya akan adanya barokah, Bahkan murtad bila tidak percaya Barokah.

Kata barokah dalam tahiyyat 
السلام عليك أيها النبي و رحمة الله وبركاته

Oleh: kotoran sandallà K. Asmuni Gapura.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar